-->

Kamis, 20 Mei 2010

KEADAAN UMAT AKHIR ZAMAN

KEADAAN UMAT AKHIR ZAMAN

Banyak diantara ajaran agama Islam dan sunnah Nabi SAW yang dilalaikan pada zaman sekarang ini, sehingga terkadang menjadi sesuatu yang mahjur (ditinggalkan). Ini menandakan bahwa pada zaman sekarang ini merupan akhir zaman yang mana pada saat itu akan banyak orang-orang yang akan meninggalkan agamnya dikarnakan terlalu

cintanya kepada dunia, sehingga mereka lupa akan semua kewajiban mereka. Kita bisa ambil contoh pada apa yang terjadi pada negri kita ini, banyak kemaksiatan yang terjadi. Kita bukan hanya itu kasus korupsi, supa mensuap, minuman keras dan maraknya kasus hamil diluar nikah sudah menjadi suatu fenomena yang sudah tidak asing lagi bahkan semua pelaku dari kemaksiatan adalah mereka yang sudah faham masalah agama. Tampa memikirkan kalau apa yang telah dilakukan merupakan hal yang telah melanggar syari’at. Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Nabi SAW ketika beliau bersabda dalam sebuah hadist.
"Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang asing". (HR. Muslim dalam Kitab Al-Imam 232)
Semua ini disebabkan karena kurangnya perhatian kita kaum muslimin terhadap agama dan sunnah Rasulullah SAW Kurangnya mendakwakan agama dan sunnah karena kesibukan dunia yang memalingkan kita. Sementara itu kita kurang perhatian kepada kewajiban kita, yaitu perintah Allah dan sunnah Nabi.
Betul dunia adalah nikmat yang Allah berikan. Namun jangan dijadikan tujuan hidup dan pusat perhatian. Dunia diambil sekedar bekal menuju Allah SWT. Allah tidak memberikan nikmat kepada seorang hamba-Nya, kecuali nikmat itu hanya sekedar alat dan sarana yang dipakai untuk beribadah dan beramal sholeh. Dunia dengan segala nikmatnya bukanlah merupakan tujuan dan terminal terakhir bagi seorang muslim. Akan tetapi merupakan tempat persinggahan mengambil bekal menuju perjalanan akhir pada kehidupan yang sebenarnya yang ada awalnya tiada akhirnya, yaitu akhirat.
Fenomena berlombanya kaum muslimin memperbanyak harta benda dan fasilitas dunia sehingga membuat kita lupa terhadap agama dan merupakan asbab terjadinya kemaksiatan. Jika semakin hari, semakin tersebar kemaksiatan, maka ketahuilah bahwa ini adalah salah satu diantara ciri dandekatnya hari kiamat. Nabi SAW bersabda
“diantara tanda-tanda kiamat: diangkatnya,dan banyaknya kemaksiatan/kejahilan”. (HR. Bukhory 80, muslim 2671)
Kejahilan dan kemaksiatan di negeri kita bukan hanya mengenai rakyat jelata yang tak berpendidikan agama, bahkan juga mengenai kaum terpelajar banyak dinegri kita ini yang sudah berilmu, terpelajar dan faham syari’at agama, namun hal itu tidak terpengaruh sama sekali, bahkan kelakuannya melebihi orang yang tidak mempunyai pengetahuan agama. Ini merupakan fenomena yang terjadi pada zaman sekarang ini. Hal ini disabdakan oleh Nabi.
“Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali mencabutnya dari manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’ sehingga apabila Allah tidak menyisakan lagi seorang ulama’pun, maka manusiapun mengangkat pemimpin-pemimpin yang jahil. Mereka (para pemimpin tsb) ditanyai, lalu merekapun memberikan fatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (manusia) . (HR.Al-Bukhory)
Al-Imam Abu Zakariya An-Nawawiy ra berkata ketika menjelaskan makna hadits di atas, "Hadits ini menjelaskan maksud tercabutnya ilmu dalam hadits-hadits lalu yang muthlak (umum), bukan menghapusnya dari dada para penghafal (pemilik) ilmu itu. Akan tetapi maknanya, para pembawa ilmu itu (yakni para ulama) akan mati. Lalu manusia mengangkat orang-orang jahil (sebagai pemimpin dalam agama). Orang-orang jahil itu memutuskan perkara berdasarkan kejahilan-kejahilannya. Lantaran itu ia sesat, dan menyesatkan orang". Nabi SAW bersabda :
"Sesungguhnya akan ada beberapa kaum dari ummatku akan menghalalkan zina, kain sutra, minuman keras (khomer), dan musik". (HR. Al-Bukhory).
Realita ummat pada zaman sekarang ini membuat dahi berkerut dan kepala berpikir karena kemaksiatan dan kejahilan sudah ada dimana-mana, tak pelak lagi jika banyak menimbulkan masalah. Tak heran jika terkadang ada sunnah Nabi SAW yang ingin diamalkan di zaman ini, kita serta merta merasakannya sebagai suatu yang asing, menolaknya, menganggapnya bukan dari Islam, malah berani mengumpat dengan perkataan Bid'ah,Sesat dan Khurafat, Bahkan memusuhi dan menyakiti sebagian hamba-hamba Allah SWT yang mengamalkannya.. Jika ummat Islam sibuk dengan dunia, sibuk dengan peternakan, pertanian, perdagangan apalagi riba sehingga lupa mempelajari agama dari Al-Qur’an dan Sunnah, maka Allah akan timpakan kehinaan. Inilah kehinaan yang tak mungkin akan tercabut dari tubuh ummat kecuali mereka mau kembali kepada agamanya.
Nabi SAW bersabda:
"Jika kalian berjual-beli dengan cara ‘inah (salah satu bentuk riba, ), kalian memegang ekor-ekor sapi, ridho dengan bercocok tanam, dan meninggalkan jihad(dakwah), maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang tak akan dicabut oleh Allah sampai kalian kembali kepada agama kalian". (HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya)
Kesibukan dengan dunia menyebabkan kita akan semakin cinta hisab.
Abu Hurairah ra, berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Hampir saja ummat-ummat saling memanggil (menyerang) menuju kalian sebagaimana orang-orang yang mau makan saling memanggil kepada nampannya". Ada yang bertanya, "Apakah karena kita sedikit saat itu?" Beliau bersabda, "Bahkan kalian saat itu banyak, tapi kalian buih laksana buih ombak. Allah benar-benar akan mencabut perasaan segan terhadap kalian dari dada musuh kalian; Allah akan mencampakkan kelemahan dalam hati kalian". Ada yang bertanya, "Apa kelemahan itu?" Beliau menjawab, "Cinta dunia, dan takut mati". (HR. Abu Dawud dalam Kitab Al-Malahim)
Maka kita sebagai seorang muslim yang masih diberi iman haruslah waspada akan fenomena yang terjadi pada sekang ini yang menjadi masalah besar bagi kita sebagai seorang muslim. Jangan sampai kita terpengaruh pada dunia, sehingga kita terjerumus pada jalan yang salah yang akan melanggar syari’at Allah dan sunnah, padahal kita tida akan hidup untuk selamanuya. Nabi. Na’u dzubillahi min dalik.

0 komentar:

Posting Komentar